Rabu, 22 April 2020

BINA'



Bina’ adalah bentuk dasar kalimat. Bina’ terbagi menjadi dua macam yaitu shohih dan mu’tal. Fiil shohih adalah fiil yang tidak terdapat huruf illatnya, sedangkan fiil mu’tal adalah fiil yang terdapat huruf illanya. Tempat huruf illat bisa saja di fa’, ‘ain, ataumpun lam fiilnya. Huruf illat sendiri berupa alif( ا ) , ya’( ي )  dan wawu  ( و ). Untuk lebih mudah mengingat bisa disingkat menjadi ayu ( ايو ).

Fiil shohih  terbagi menjadi tiga yaitu,
1.     Shohih salim  ( الصحيح السالم )
Shohih salim  yaitu fiil shohih yang tidak terdapat hamzah dan tasydidnya seperti نَصَرَ, خَرَجَ, رَسَمَ. Pada kalimat نَصَرَ, خَرَجَ, رَسَمَ disebut fiil shohih salim karena tidak terdapat huruf illat (alif( ا ) , ya’( ي )  dan wawu    و )) dan tidak ada hamzah serta tasydid pada awal, tengah dan akhir kalimatnya. Oleh karena itu bisa dikatakan fiil shohih salim.

2.     Shohih mahmuz (الصاحيح المهموز )
Shohih mahmuz yaitu fiil shohih yang terdapat hamzahnya yang terletak pada fa’, ‘ain atau lam fiilnya seperti أَخَدَ, سَأَلَ, نَشَأَ. Pada kalimat أَخَدَ terdapat hamzah pada awal kalimatnya, سَأَلَ hamzahnya ada ditengah kalimat dan نَشَأَ hamzahnya terdapat pada akhir kalimat. Ketiganya tidak terdapat tasydid dan huruf illat maka dari itu bisa dikatakan shohih mahmuz.

3.     Shohih mudho’af ( الصاحيح المضعف )  
Shohih mudho’af  yaitu fiil shohih yang terdapat tasydidnya atau yang ‘ain dan lam fiilnya berupa huruf yang sama seperti مَدَّ, فَرَّ, جَلَّ. Pada kalimat مَدَّ, فَرَّ, جَلَّ disebut fiil shohih mudho’af dikarenakan ada tasydidnya diakhir kalimat. Pada mulanya مَدَّ berbentuk مَدَدَ  , فَرَّ berupa فَرَرَ  dan جَلَّ berupa جَلَلَ keduanya tetap dikatakan shohih mudho’af. Adanya tasydid tersebut karena ada dua huruf yang sama pada ‘ain dan lam fiilnya yang pada aturannya terkena hukum idghom.

Fiil mu’tal terbagi menjadi lima yaitu,
1.     Mu’tal mitsal (المعتل المثال )
Mu’tal mitsal yaitu fiil mu’tal yang huruf illatnya ada di awal kalimat atau fa’ fiilnya seperti يَسَرَ, وَصَلَ, وَفَقَ. Pada kalimat يَسَرَ huruf illatnya berupa ya’ sedangkan pada kalimat وَصَلَ, وَفَقَ huruf illatnya berupa wawu.

2.     Mu’tal ajwaf ( المعتل الأجوف )  
Mu’tal ajwaf yaitu fiil mu’tal yang huruf illatnya ada di tengah kalimat atau ‘ain fiil seperti قَالَ, بَاعَ, صَامَ. Pada kalimat قَالَ huruf illatnya boleh berupa alif atau wawu karena asal kalimat قَالَ adalah قَوَلَ , begitu juga بَاعَ huruf illatnya boleh berupa alif atau ya’ karena asal kalimat بَاعَ berupa بَيَعَ.

3.     Mu’tal naqish ( المعتل الناقص )
Mu’tal naqish yaitu fiil mu’tal yang huruf illatnya ada di akhir kalimat atau lam fiilnya seperti تَلَا, غَزَا, رَمَى. Pada kalimat رَمَى huruf illatnya berupa alif layyinah, pada kalimat تَلَا, غَزَا huruf illatnya berupa alif.
  
4.     Mu’tal lafif maqrun ( المعتل اللفيف المقرون )  
Mu’tal lafif maqrun yaitu fiil mu’tal yang huruf illatnya ada di tengah dan di akhir kalimat atau di ‘ain dan lam fiilnya seperti نَوَى, لَوِيَ, كَوَى. Pada kalimat كَوَى huruf illatnya berupa wau dan alif sedangkan لَوِيَ huruf illatnya berupa wawu dan ya’.

5.     Mu’tal lafif mafruq ( المعتل اللفيف المفروق )
Mu’tal lafif mafruq yaitu fiil mu’tal yang huruf illatnya ada di awal dan di akhir kalimat atau di fa’ dan lam fiilnya seperti وَصَى, وَلِيَ, وَقَى. Pada kalimat وَصَى huruf illatnya berupa wawu dan alif sedangkan وَلِيَ huruf illatnya berupa wawu dan ya’.


Untuk lebih mudah menghafalkan mu’tal lafif maqrun dan mu’tal lafif mafruq dengan cara pengucapannya. Maqruuuuuuuuuuuun dan mafruqqqqqqq. Maqruuuuuuuuuuuun pengucapannya lurus, lempeng tanpa hambatan, jadi maqrun huruf illatnya ada di tengah dan di akhir tanpa ada yang menengahi. Sedangkan mafruqqqqqqq  pengucapannya ada yang memantul diakhirnya sehingga ada yang terpisah atau ada yang menghambat, jadi mafruq huruf illatnya ada di awal dan di akhir.

Untuk membedakan mana hamzah dan alif yaitu hamzah bisa berharokat dan bisa dibaca seperti أَخَدَ akhoda,  نَشَأَ nasya’a dan سَأَل sa’ala. Sedangkan alif itu tidak bisa bunyi dan berharokat seperti نَوَى nawaa dan قَالَ qoola, sehingga pada bina’ mu’tal mitsal tidak ada alif yang menjadi tanda mu’talnya.
Kemudian ketika menjumpai kalimat yang berbentuk bukan fiil madhinya untuk menentukan bina’nya bisa dicari terlebih dahulu huruf aslinya atau fiil madhinya terlebih dahulu.


يَنْصُرُ
shohih salim karena huruf aslinya ن, ص , ر  mengikuti wazan يَفْعُلُ atau fiil madhinya berupa نَصَرَ
جَلَالَةً
shohih mudhoaf karena huruf aslinnya ج, ل , ل mengikuti wazan فَعَالَةً atau fiil madhinya berupa جَلَّ
كُلْ
shohih mahmuz karena huruf aslinya أ, ك , ل mengikuti wazan اُفْعُلْ atau fiil madhinya berupa أَكَلَ
قِ
mu'tal lafif mafruq karena huruf aslinya و , ق, ى  mengikuti wazan اِفْعِلْ sehingga wawu dan alif nya dihilangkan atau fiil madhinya berupa وَقَى



2 komentar: